Tag Archives: hari raya idul adha

Ricuh Pembagian Daging Korban

Sungguh ironis jika orang kaya mengorbankan sebagian kecil hartanya untuk mendapatkan pahala, sementara orang miskin, dalam beberapa kejadian, harus mengorbankan keselamatannya dan bahkan nyawa sekalipun untuk memperoleh yang dikorbankan si kaya.

BOLEHKOMENTAR.COM, FOTO DETIKNEWS. Sungguh miris melihat ribuan orang yang merangsak masuk ke lapangan Bhayangkara, untuk mendapatkan sekantong daging korban. Di tayangan TV nampak seorang anak yang terjatuh dan terinjak-injak. Seorang ibu yang terjatuh dan berteriak histeris sambil berusaha melindungi anak yang ada dalam gendongannya. Namun lautan manusia itu seperti telah kehilangan nurani untuk melindungi yang lebih lemah. Memang tidak sepenuhnya kemauan mereka, namun suasana dan keadaan yang membuat mereka seperti itu.

Bukan kali ini saja kericuhan semacam itu terjadi. Hampir di setiap pembagian sembako, zakat atau daging korban dalam skala besar selalu terjadi kericuhan. Korbanpun telah berjatuhan. Dari yang sekedar pingsan, cidra ringan hingga yang meninggal dunia. Tentu kita masih ingat ketika belasan orang meninggal dalam kericuhan antrian pembagian zakat oleh seoarang dermawan beberapa tahun silam. Namun mengapa hal semacam ini senantiasa terjadi, dan mungkin akan terus terjadi?

Kuncinya adalah menghindari pembagian sembako, zakat, daging korban atau apapun dalam skala besar, sampai ratusan atau ribuan orang, yang terkonsentrasi di satu tempat. Meskipun panitia telah menetapkan aturan dan langkah-langkah antisipasi, kericuhan tetap bisa terjadi. Siapa yang dapat menjamin ledakan emosi orang-orang yang telah lelah dalam antrian pasti tidak akan terjadi?

Pagi ini MASJID ISTIQLAL sedang membagikan daging korban kepada ribuan orang yang telah mengantri sejak subuh. Panitia telah mengantisipasi kemungkinan terjadi kericuhan. Semoga tidak terjadi kerusuhan seperti pembagian daging korban di lapangan Bhayangkara kemarin. Namun di kesempatan mendatang, Masjid sebesar ISTIQLAL atau institusi lain sebaiknya tidak melakukan pembagian dalam sekala besar di satu tempat. Panitia korban hendaknya tidak melakukan pembagian secara langsung, tetapi MENDISTRIBUSIKAN hewan korban yang diterima ke Masjid-masjid dan Mushola-mushola atau komunitas masyarakat yang berhak menerima, secara merata, sehingga mereka tidak terkonsentrasi di satu tempat.

Sungguh aneh kalau melihat orang-orang dari berbagai daerah menyerbu ke lapangan Bhayangkara atau MASJID ISTIQLAL, misalnya, hanya untuk mendapatkan sekilo daging korban. Apakah di lingkungan mereka tidak ada pemotongan dan pembagian daging korban? Atau orang-orang itu yang serakah dan sangat bernafsu untuk mendapatkan daging gratis sebanyak mungkin, yang memang tak terjangkau keuangan mereka? Fenomena ini seharusnya sangat mempermalukan para ulama, para dermawan, panitia zakat dan korban, serta kita Umat Islam pada umumnya. MARI KITA RENUNGKAN BERSAMA!