Setelah Itu Lalu Apa?

Wajar jika ada sekelompok warga negara yang tidak respek terhadap SBY dan pemerintahannya. Wajar pula jika ada yang tidak menghendaki beliau menjabat Presiden RI untuk kedua kalinya. Apalagi kali ini berpasangan dengan Boediono, yang mereka cap sebagai penganut paham neoliberal. Tak ada salahnya pula jika mereka mengekspresikan semua itu dengan melakukan demonstrasi pada hari pelantikan SBY-Boediono.

foto-detiknews
Demonstrasi-detiknews

Tetapi sangat tidak wajar jika mereka menghendaki penundaan, bahkan pembatalan, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih rakyat melalui pemilihan secara langsung sesuai dengan Undang Undang. Aksi-aksi mereka itu terlihat lebih emosional daripada rasional. Seperti gerakan reformasi, yang konon dipelopori oleh mahasiswa, yang berhasil menumbangkan soeharto….SETELAH ITU LALU APA? Kita semua tahu: KRISIS MULTIDIMENSI yang makin parah! Bukannya bersatu mencari solusi, para tokoh yang ada malah saling sikut berebut kekuasaan.

Tak heran jika ada yang berpendapat, gerakan reformasi kala itu lebih mirip sebuah KECELAKAAN SEJARAH, daripada sebuah gerakan yang direncanakan secara matang, serta dikoordinasikan dan dilaksanakan dengan benar. Setidak-tidaknya oleh tokoh-tokoh yang mempunyai niat baik untuk menjadikan Indonesia lebih maju, makmur dan demokratis.

Kembali ke masalah demo pada saat pelantikan Sby-Boediono. andaikata tuntutan mereka untuk menunda atau membatalkan pelantikan benar-benar terpenuhi, atau lebih jauh lagi berhasil melengserkan Presiden, SETELAH ITU LALU APA? jangan bilang: BIAR ORANG LAIN YANG MEMIKIRKAN DAN MELAKUKAN LANGKAH SELANJUTNYA! KITA KAN CUMA DEMO!

1 responses to “Setelah Itu Lalu Apa?

  1. Siapapun yang memimpin bangsa ini, sebagai rakyat saya akan mendukung dan mendoakan mereka. Yang terpenting bagi saya adalah susu anak-anak saya masih terbeli. hehehe, salam kenal dari saya

    http://bonabene.blogspot.com

Tinggalkan komentar